Berikut 9 fenomena alam tersebut :
1. Ancaman dari Gempa-Tsunami Mentawai (Siberut) 8,9 SR yang dapat mengancam
satu juta lebih penduduk di Padang, Pariaman, Painan dan wilayah lain di
Sumatera Barat serta Bengkulu, khususnya di sepanjang pesisir barat. Catatan
pengukuran jaringan CGPS SuGAr LIPI menunjukan keadaan lewat jatuh tempo
pengulangan gempa besar 8.7 SR tahun 1833.
2. Potensi Gempa di Selat Sunda - Selatan Jawa Barat, serta gempa di sesar
Cimandiri, sesar Lembang Jawa Barat, Bali, potensi ancaman gempa di jalur
patahan aktif besar seperti di Patahan Palukoro-Matano di Sulawesi, Patahan
Sorong dan Tarerua-Aiduna di Irian, dan banyak lagi sistem patahan besar di
darat dan juga wilayah lautan khusunya di Indonesia Timur yang belum banyak
diteliti dan dikenal orang.
3. Setelah gempa Aceh 2004 dan Gempa Sendai, Jepang 2011, kita dihadapkan pada
gunung-gunung api yang terus menerus menggeliat. Setelah letusan besar Merapi
2010, sekarang dihadapkan dengan letusan khususnya Gunung Gamalama dan
aktivitas Krakatau serta 23 gunung lain yang berstatus Waspada dan Siaga.
4. Bahaya sekunder gunung api terutama di Sekitar aliran sungai pasca letusan
Merapi 2010. Potensi banjir longsoran material erupsi Merapi 120 juta m3.
5. Potensi Gempa dari patahan besar Sumatra yang sudah cukup banyak diteliti
serta gunung api lain pun ada yang bisa menjadi kejutan bencana karena
pengetahuan dan database kegempaan gunung api kita masih minim. Untuk Patahan
Sumatra segmen yang sudah lama bertapa termasuk: di wilayah Aceh, Toba,
Pasaman, Bukit Tinggi ke Utara, Dempo, dan Teluk Semangko serta Selat Sunda.
6. Bencana lumpur Porong Sidoarjo yang masih belum selesai, dan belum adanya
kepastian penghitungan volume sumber lumpur yang masih terus keluar dari dalam
bumi. Proses subsidensi (penurunan tanah) dan fenomena ikutannya berupa
keluarnya gas hidrokarbon dari dalam bumi lewat rekahan-rekahan, deteriorasi
kualitas lingkungan-air tanah, udara dan rambatan kerusakan dinamis pada
infrastruktur di sekitar daerah semburan (di luar tanggul) masih terus terjadi.
7. Ancaman banjir di mana-mana, khususnya Kota-kota besar seperti Jakarta dengan
intensitas sama seperti yang terjadi tahun 2002 dan 2007 dan Semarang. Untuk di
daerah-daerah, terutama di lereng-lereng bukit juga sering disertai dengan
bencana longsor atau banjir bandang.
8. Iklim yang sepertinya menjadi kian tidak menentu dan ekstrim yang juga bisa
menyebabkan bencana, termasuk ancaman berbagai wabah penyakit. Disamping adanya
ancaman terhadap sistem ketahanan pangan dan energi.
9. Meningkatnya frekuensi kejadian topan-badai di laut, gelombang tinggi serta
munculnya fenomena angin ribut beliung akibat depresi lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar